SanksiPelanggaran Pasal 72 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta: Barang siapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana 1. - Advertisement - Materi ini dikembangkan berdasarkan kompetensi dasar Menelaah struktur dan kebahasaan puisi rakyat pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat setempat yang dibaca dan didengar. Bagian ini membahas materi tentang struktur teks pantun. Dengan demikian peserta didik diarahkan untuk memahami struktur teks pantun dalam rangka untuk memudahkan saat mengonstruksi/menyajikan gagasan, perasaan, dan pendapat dalam bentuk teks pantun. Dan aktivitas yang dikembangkan adalah menelaah pola pengembangan pantun. Bahan Bacaan Struktur Pantun adalah empat baris dalam setiap bait dengan pola pengembangan dua baris sampiran dan dua baris isi. Sampiran diletakkan pada baris pertama dan baris kedua, sedangkan isi pantun ada pada baris ketiga dan keempat. Sering kita mendengar kata sampiran. Supaya tidak salah arti, mari kita buka dulu Kamus. Bentuk dasar sampiran adalah sampir. KBBI menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan sampiran adalah 1 gantungan; sampaian; 2 paruh pertama pada pantun, yaitu baris kesatu dan kedua berupa kalimat yang biasanya hanya merupakan persediaan bunyi kata untuk disamakan dengan bunyi kata pada isi pantun biasanya kalimat pada sampiran tidak ada hubungannya dengan bagian isi; sampir/sam-pir, menyampirkan/me-nyam-pir-kan artinya menyampaikan atau menggantungkan pakaian dan sebagainya pada gantungan tali jemuran dsb Ibu menyampirkan cucian basah di pagar halaman; sampiran, bersampiran artinya 1 mempunyai sampaian atau gantungan; 2 mempunyai sampiran pantun adalah bidal yang mempunyai sampiran; tersampir artinya tergantung; Dari arti tersebut dapat disimpulkan bahwa pantun memiliki dua baris yang maknanya tidak berhubungan dengan maksud yang disampaikan. Baris kesatu dan kedua hanya merupakan pengantar untuk masuk kepada pokok/isi yang disampaikan. Kalimat pada baris kesatu dan kedua merupakan kalimat yang berdiri sendiri. Baris kesatu dan baris kedua tersebut disebut sampiran. Sedangkan baris ketiga dan baris keempat disebut isi. Hebat sekali nenek moyang kita ya! Betapa bijaksananya leluhur kita. Leluhur kita hendak mengatakan sesuatu, menegur bahwa sesuatu itu kurang baik atau menasihati orang itu secara tidak langsung agar orang yang dituju tidak merasa malu atau dipojokkan. Ini bukan berarti orang tua kita tidak tegas kalau hendak mengatakan sesuatu, tetapi dapat dikatakan bahwa orang tua kita memiliki gaya tersendiri dalam mengungkapkan sesuatu. Melalui pantun leluhur kita terkesan lebih santun. Melalui pantun orang tua kita menghibur orang dengan permainan bunyi bahasa yang indah. Pantun dikembangkan dengan pola bunyi akhir setiap larik yang teratur a – b – a – b. Pantun terikat oleh aturan bunyi akhir berima. Bunyi akhir baris kesatu dan baris kedua harus berbeda. Bunyi akhir baris ketiga harus sama dengan baris kesatu. Dan bunyi akhir baris keempat harus sama dengan bunyi akhir baris kedua. Contoh menelaah pantun berdasarkan strukturnya Ambillah kapas menjadi benang Ambillah benang menjadi kain Kalau kamu ingin dikenang Berbuat baiklah dengan orang lain Penelaahan Struktur penyajian pantun dua larik sampiran dan dua larik isi pantun. Dua larik pertama merupakan pengantar untuk masuk pada isi larik 3 dan 4. Makna/isi pada larik 1 dan 2 dengan larik 3 dan 4 tidak berhubungan. Agar kita lebih memahami dalam menelaah pola pengembangan pantun, pada aktivitas ini terdapat juga lembar kegiatan peserta didik LKPD yang dapat membantu memberikan pengalaman pembelajaran tentang pola pengembangan pantun. Bandingkan jawaban itu dengan kunci jawaban berikut! LIHAT LKPD Menelaah Pola Pengembangan Pantun Kunci Jawaban Telaahlah teks pantun berikut berdasarkan struktur/pola penyajiannya! Membeli buku di daerah pecinan Membeli buku lebih dari satu Janganlah menunda pekerjaan Hindari menyia-nyiakan waktu Struktur penyajian pantun tersebut terdiri dari dua larik sampiran dan dua larik isi. Jawab B 2. Telaahlah teks pantun berikut berdasarkan struktur/pola penyajiannya! Beli nasi ke tempat Mbak Lulu Beli pensil ke toko Cak Mamat Sebaiknya kau pikir dahulu Demi keputusan yang tepat Struktur penyajian pantun tersebut adalah larik 1 dan 2 merupakan sampiran sedangkan larik 3 dan 4 merupakan isi. Jawab A 3. Telaahlah teks pantun berikut berdasarkan struktur/pola penyajiannya! Di Bengkulu tumbuh bunga raflesia Bunga unik tanpa duri alangkah indahnya alam Indonesia Marilah kita jaga agar lestari Pola penyajian larik pada pantun tersebut adalah larik pertama dan ketiga mempunyai rima akhir yang sama. Jawab B 4. Telaahlah teks pantun berikut berdasarkan struktur/pola penyajiannya! Fatamorgana ternyata semu Namun indahnya tiada terkira Patuhilah selalu nasihat ibumu Agar hidupmu tidak sengsara Pola penyajian larik pada pantun tersebut adalah rima akhir setiap baris adalah a-b-a-b. Jawab C 5. Telaahlah teks pantun berikut berdasarkan struktur/pola penyajiannya! Ke pasar beli balon udara Di tengah jalan balonnya meletus Betapa hati sangat gembira Nilai ujian dapat seratus Pola penyajian pantun tersebut adalah Bunyi akhir baris kesatu hanya merupakan persediaan bunyi kata untuk disamakan dengan bunyi akhir baris ketiga. Jawab B 6. Telaahlah teks pantun berikut berdasarkan struktur/pola penyajiannya! Buah nangka buah kedondong Rasanya enak bikin ketagihan Jadi anak janganlah berbohong Harus berkata jujur ke teman Pola penyajian pantun tersebut adalah Bunyi akhir baris kedua mengikuti bunyi akhir baris keempat. Jawab D 7. Telaahlah teks pantun berikut berdasarkan struktur/pola penyajiannya! Pergi ke pasar membeli kain Kainnya bagus harganya murah Belajar itu harus tekun dan rajin Agar jadi pintar saat di sekolah Cara pengembangan isi pantun tersebut adalah Kalimat “Pergi ke pasar membeli kain” merupakan pengantar untuk masuk pada kalimat “Belajar itu harus tekun dan rajin.” Jawab B 8. Telaahlah teks pantun berikut berdasarkan struktur/pola penyajiannya! Burung camar burung kenari Kepakkan sayap terbang ke udara Jadi anak yang baik hati Harus patuh pada orang tua Cara pengembangan isi pantun tersebut adalah Kalimat “Kepakkan sayap terbang ke udara” merupakan pengantar untuk masuk pada kalimat “Harus patuh pada orang tua.” Jawab C 9. Telaahlah teks pantun berikut berdasarkan struktur/pola penyajiannya! Ayo kita pergi tamasya Bisa ke gunung atau ke pantai Ayo kita menyanyi bersama Biar suasana semakin ramai Berdasarkan pola penyajian isi pantun tersebut dapat disimpulkan bahwa sampiran yang terdapat pada larik 1 dan 2 dengan isi pantun pada larik 3 dan 4 tidak berhubungan. Jawab A 10. Bacalah teks pantun berikut dengan cermat! …. Tidak lupa membeli gula Bangun pagi di hari minggu Saatnya jalan bareng keluarga Kalimat yang tepat untuk melengkapi pantun tersebut adalah Pergi ke pasar bersama ibu. Jawab D Uraian Alangkah terang sinar mentari Tatkala aku tengah di teras Alangkah senang di hati ini Tatkala jadi juara kelas Jawab Struktur penyajian pantun dua larik sampiran dan dua larik isi pantun. Dua larik pertama merupakan pengantar untuk masuk pada isi larik 3 dan 4. Makna/isi pada larik1 dan 2 dengan larik 3 dan 4 tidak berhubungan. Demikian, semoga ada manfaatnya. LIHAT MATERI Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP Semester Genap Sumber Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas VII. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Cetakan ke-4, 2017 Edisi Revisi Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas VII. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Cetakan ke-4, 2017 Edisi Revisi Paket Unit Pembelajaran Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan PKB Melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran PKP Berbasis Zonasi. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2019. - Advertisement -
Namun di balik kebanggaanku aku merasa miris dengan sikap teman-temanku yang mengaku sebagai "RAKYAT" Indonesia juga. Tak jarang makian terus saja terlontar untuk negeri ini. Sangat beragam. Pantaskah Indonesia mendapatkan semua itu? Seandainya negaraku berwujud seorang ibu, maka matanya pasti kering karena tak ada lagi air mata yang bisa
Struktur teks Bagian-bagian sebuah teks yang mencirikan suatu teks. Aspek kebahasaan merupakan sarana dalam berkomunikasi atau berinteraksi satu individu dengan individu lainnya atau suatu kelompok dengan kelompok lainnya, untuk menyampaikan atau menerima suatu informasi Puisi Rakyat adalah kesusastraan rakyat yang sudah tertentu bentuknya, biasanya terjadi dari beberapa deret kalimat, ada yang berdasarkan mantra, ada yang berdasarkan panjang pendek suku kata, lemah tekanan suara, atau hanya berdasarkan irama. Puisi rakyat berisi nilai-nilai yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Termasuk puisi rakyat adalah puisi lama yang berisi pesan-pesan dan nilai- nilai warisan leluhur bangsa Republic of indonesia. Berikut ini adalah telaah struktur dan kebahasaan pada puisi rakyat. 1. Menelaah Beragam Pola Pengembangan Pantun Pola 1 Pola 2 Buanglah sampah pada tempatnya, Jangan membuang di tengah jalan; Kalau kita tidak mau bertanya, Tidak bisa mencapai semua harapan. Penghasil batik di Yogyakarta, Penghasil ulos Sumatera Utara; Kalau kamu memiliki cita-cita, Hendaklah mau sedikit sengsara. Pola 3 Pola 4 Membeli buku di daerah pecinan Membeli buku lebih dari satu Janganlah menunda pekerjaan Hindari menyia-nyiakan waktu Beli masi ke tempat Mbak Lulu Beli pensil ke toko Cak Mamat Sebaiknya kau pikir dahulu Demi keputusan yang tepat Pola 5 Pola 6 Di Bengkulu tumbuh bunga raflesia Bunga unik tanpa duri Alangkah indahnya alam Republic of indonesia Marilah kita jaga agar lestari Fatamorgana ternyata semu Namun indahnya tiada terkira Patuhilah selalu nasihat ibumu Agar hidupmu tidak sengsara 2. Menelaah Struktur Pantun Ada beberapa aspek yang perlu dipahami untuk memudahkan kita dalam pemahaman struktur kebahasaan pada puisi rakyat tersebut. Aspek-aspek yang dimaksud seperti kalimat perintah,kalimat ajakan, kalimat seru,dan kalimat larangan. Kalimat Perintah. Kalimat perintah adalah kalimat yang berisi atau bermaksud memberi perintah atau suruhan. Contoh Buanglah sampah pada tempatnya Kalimat saran. Kalimat saran adalah kalimat yang berisi tentang saran kepada orang lain untuk kebaikan orang lain sebaiknya, seyogyanya. Contoh Sebaiknya kau pikir dahulu Demi keputusan yang tepat Kalimat ajakan. Kalimat ajakan adalah kalimat yang berisi ajakan kepada orang lain untuk melakukan suatu perbuatan ayo dan mari. Contoh Marilah kita jaga agar lestari Kalimat seru Kalimat seru adalah kalimat yang mengungkapkan rasa hati, seperti kagum, heran, senang, dan sedih alangkah, betapa, dan bukan primary. Contoh Alangkah indahnya alam Indonesia ini. Wahai, pemuda Indonesia teruslah berjuang melestarikan budaya kita. Kalimat larangan. Kalimat larangan adalah kalimat yang berisi larangan agar orang lain tidak melakukan kegiatan jangan, hidari. Contoh Janganlah berprasangka buruk kepada sesama Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu subjek dan satu predikat. Contoh Pagi-pagi saya sarapan. Kalimat majemuk. Kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki lebih dari satu subjek atau predikat. Kalimat majemuk terjadi dari penggabungan dua kalimat dasar atau lebih. Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terjadi dari beberapa kalimat tunggal yang kedudukannya tidak setara/sederajat. Kalimat majemuk hubungan syarat. Ditandai dengan jika, seandainya, asalkan,apabila, andaikan Contoh Jika hidup bermalas-malasan, masa depan tak tentu arah. Kalimat majemuk hubungan tujuan. Ditandai dengan agar, supaya, biar. Contoh Agar hidup tercapai tujuan, hendaklah pemuda rajin belajar. Kalimat majemuk konsensip. Ditandai dengan walaupun, meskipun, biarpun, kendatipun, sungguh pun Contoh Walaupun belajar banyak godaan, tetaplah teguh mencapai harapan. Kalimat majemuk hubungan penyebaban. Ditandai dengan sebab, karena, oleh karena Contoh Hari ini aku bersedih karena berpisah dengan sahabat. Hari ini aku bersedih karena berpisah dengan orang terkasih. Kalimat majemuk hubungan perbandingan. Ditandai dengan ibarat, seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, lebih baik. Contoh Belajar di waktu kecil seperti melukis di atas batu. Kalimat majemuk hubungan akibat. Ditandai dengan sehingga, sampai-sampai, maka Contoh Dian belajar begitu keras sehingga dapat memenangi olimpiade itu. Kalimat majemuk hubungan cara. Contoh Dengan cara menjual koran, dia mendapatkan uang untuk hidup Dengan berpikir cermat generasi muda menggapai asa. Bacalah pantun berikut! Ambillah kapas menjadi benang Ambillah benang menjadi kain Kalau kamu ingin dikenang Berbuat baiklah dengan orang lain Contoh telaah Struktur penyajian pantun dua larik sampiran dan dua larik isi pantun. Dua larik pertama merupakan pengantar untuk masuk pada isi larik 3 dan 4. Makna/ isi pada larik 1 dan 2 dengan larik 3 dan iv tidak berhubungan. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, pantun larik 1 dan larik 2 menggunakan kalimat perintah. Larik satu dan larik two merupakan kalimat berdiri sendiri. Larik 3 dan 4 merupakan kalimat saran dengan pola hubungan syarat kalau, pada larik 3 dan larik 4 merupakan hasil . Larik 3 dan 4 merupakan satu kalimat majemuk. Pola 1 Telaah Buanglah sampah pada tempatnya, Jangan membuang di tengah jalan; Kalau kita tidak mau bertanya, Tidak bisa mencapai semua harapan. Struktur pantun diatas terdapat 2 larik sampiran dan 2 larik isi. Larik 1 dan 2 merupakan sampiran,sedangkan larik iii dan 4 merupakan isi. Bersajak akhiran a-b-a-b. Pantun larik pertama buanglah merupakan kalimat perintah Pantun larik kedua merupakan kalimat larangan jangan. Pantun larik ketiga merupakan kata penghubung syarat kalau. Sedangkan pada larik keempat merupakan akibat /jawaban dari larik ketiga. Pola 2 Telaah Penghasil batik di Yogyakarta, Penghasil ulos Sumatera Utara; Kalau kamu memiliki cita-cita, Hendaklah mau sedikit sengsara Struktur penyajian pantun dua larik sampiran dan dua larik isi. Larik one dan 2 merupakan pengantar untuk masuk pada isi larik 3 dan four. Makna/isi pada larik ane dan 2 dengan larik 3 dan 4 tidak berhubungan. Pantun tersebut bersajak a-a-a-a. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan larik i dan ii merupakan kalimat berita dan pada larik 3 dan 4 merupakan kalimat saran dengan hubungan syarat. Larik 3 dan 4 merupakan satu kalimat majemuk Pola 3 Telaah Membeli buku di daerah pecinan Membeli buku lebih dari satu Janganlah menunda pekerjaan Hindari menyia-nyiakan waktu Penyajian pantun dengan dua larik sampiran 1 dan 2 dan dua larik isi three dan 4 . Makna isi pada larik sampiran dan larik isi tidak berhubungan. Pantun bersajak a-b-a-b. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan larik i dan ii merupakan kalimat berita dan pada larik three dan 4 merupakan kalimat larangan dengan pola hubungan cara. Pola 4 Telaah Beli nasi ke tempat Mbak Lulu Beli pensil ke toko Cak Mamat Sebaiknya kau pikir dahulu Demi keputusan yang tepat Penyajian pantun dengan dua larik sampiran 1 dan 2 dan dua larik isi 3 dan 4 . Makna isi pada larik sampiran dan larik isi tidak berhubungan. Pantun bersajak a-b-a-b. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan larik ane dan two merupakan kalimat berita dan pada larik three dan 4 merupakan kalimat saran dengan hubungan akibat. Pola 5 Telaah Di Bengkulu tumbuh bunga raflesia Bunga unik tanpa duri Alangkah indahnya alam Indonesia Marilah kita jaga agar lestari Penyajian pantun dengan dua larik sampiran i dan 2 dan dua larik isi 3 dan iv . Makna isi pada larik sampiran dan larik isi tidak berhubungan. Pantun bersajak a-b-a-b. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan larik 1 dan 2 merupakan kalimat berita dan pada larik 3 dan four merupakan kalimat seru alangkah dan kalimat ajakan marilah. Pola 6 Telaah Fatamorgana ternyata semu Namun indahnya tiada terkira Patuhilah selalu nasihat ibumu Agar hidupmu tidak sengsara Penyajian pantun dengan dua larik sampiran 1 dan 2 dan dua larik isi 3 dan four . Makna isi pada larik sampiran dan larik isi tidak berhubungan. Pantun bersajak a-b-a-b. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan larik 1 dan ii merupakan kalimat berita dan pada larik 3 dan 4 merupakan kalimat perintah patuhilah dengan hubungan akibat. Larik 3 dan 4 merupakan satu kalimat majemuk three. Menelaah Struktur dan Bahasa Gurindam Kata penghubung yang sering digunakan pada puisi rakyat Kata penghubung tujuan. Merupakan kata penghubung modalitas yang menjelaskan maksud dan tujuan suatu acara atau tindakan supaya, untuk, agar, dan guna. Kata penghubung sebab kausal. Menjelaskan bahwa suatu peristiwa atau tindakan terjadi atas sebab tertentu sebab, sebab itu, karena, dan oleh karena itu. Kata penghubung akibat. Konjungsi yang menggambarkan suatu peristiwa atau tindakan terjadi atas sebab peristiwa lain. Konjungsi yang dipakai adalah sehingga, sampai, dan akibatnya. Kata penghubung syarat. Konjungsi syarat yang menjelaskan suau hal bias terpenuhi apabila syarat yang ada dipenuhi, atau dijalankan. Contoh kata yang digunakan adalah jika, jikalau, apabila, asalkan, kalau, dan bilamana. Bacalah gurindam berikut! Apabila kelakuan baik berbudi Hidup menjadi indah tak akan merugi Dengan orang tua jangan pernah melawan Kalau tidak mau hidup berantakan Jagalah hati jagalah lisan Agar kau tidak hidup dalam penyesalan Sayangilah orang tua dengan sepenuh hati Itulah cara menunjukan bakti Belajar janganlah ditunda-tunda Karena kamu tidak akan kembali muda Jika kamu terus menunda Hilanglah sudah kesempatan berharga Masa lalu biarlah berlalu Masa depan teruslah kau pacu Lestarikan alam kita sebelum alam menjadi murka Belajarlah demi masa depan Untuk mencapai semua harapan Apabila mata terjaga Hilanglah semua dahaga Apabila mulut terkunci rapat Hilanglah semua bentuk maksiat Apabila tangan tidak terikat rapat Hilanglah semua akal sehat Jika hendak menggapai cita-cita Bekerjalah lebih dari rata-rata Jika hendak hidup bahagia Jangan penah melakukan perbuatan sia-sia Barang siapa tidak takut tuhan Hidupnya tidak akan bertahan Apabila dengki sudah merasuki hati Tak akan pernah hilang hingga nanti Apabila hidup selalu berbuat baik Tanda dirinya berhati cantik Telaahlah gurindam di atas dari segi struktur penyajian, jenis kalimat yang digunakan, dan hubungan isi antarlarik. Lakukan seperti contoh berikut! Contoh menelaah gurindam Apabila kelakuan baik berbudi Hidup menjadi indah tak akan merugi Contoh Telaah Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik ii. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat larik i apabila … dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan. Gurindam ii Telaah Dengan orang tua jangan pernah melawan Kalau tidak mau hidup berantakan Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat agar terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat kalau dan pada larik two keadaan jika syarat dilakukan. Gurindam 3 Telaah Jagalah hati jagalah lisan Agar kau tidak hidup dalam penyesalan Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan tujuan dari keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan tujuan agar dan pada larik 2 adalah tujuan Gurindam 4 Telaah Sayangilah orang tua dengan sepenuh hati Itulah cara menunjukan bakti Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan. Gurindam 5 Telaah Belajar janganlah ditunda-tunda Karena kamu tidak akan kembali muda Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan sebab terjadinya keadaan pada larik two. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan sebab-akibat karena larik 1 adalah sebab dan larik 2 adalah akibat. Gurindam vi Telaah Jika kamu terus menunda Hilanglah sudah kesempatan berharga Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat jika dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan. Gurindam seven Telaah Masa lalu biarlah berlalu Masa depan teruslah kau pacu Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik i merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan. Gurindam 8 Telaah Lestarikan alam kita sebelum alam menjadi murka Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan sebab terjadinya keadaan pada larik ii. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan sebab-akibat larik 1 adalah sebab dan larik 2 adalah akibat. Gurindam 9 Telaah Belajarlah demi masa depan Untuk mencapai semua harapan Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik two merupakan sasaran terjadinya dari larik 1. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan sasaran untuk larik 2 adalah sasaran dari larik 1. Gurindam 10 Telaah Apabila mata terjaga Hilanglah semua dahaga Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik ane merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik two. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat apabila dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan. Gurindam 11 Telaah Apabila mulut terkunci rapat Hilanglah semua bentuk maksiat Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik i merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik ii. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat apabila dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan. Gurindam 12 Telaah Apabila tangan tidak terikat rapat Hilanglah semua akal sehat Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik ane merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik ii. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat apabila dan pada larik ii kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan. Gurindam 13 Telaah Jika hendak menggapai cita-cita Bekerjalah lebih dari rata-rata Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik ane merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat jika dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan. Gurindam fourteen Telaah Jika hendak hidup bahagia Jangan penah melakukan perbuatan sia-sia Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik one merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat jika dan pada larik ii kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan. Gurindam 15 Telaah Barang siapa tidak takut tuhan Hidupnya tidak akan bertahan Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan sebab terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan sebab-akibat larik 1 adalah sebab dan larik 2 adalah akibat Gurindam 16 Telaah Apabila dengki sudah merasuki hati Tak akan pernah hilang hingga nanti Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik i merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik two. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat apabila dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan. Gurindam 17 Telaah Apabila hidup selalu berbuat baik Tanda dirinya berhati cantik Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat apabila dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan jika syarat dilakukan. 4. Menelaah Struktur dan Aspek Kebahasaan pada Syair Syair Perteguh jua alat perahumu Hasilkan bekal air dan kayu Dayung pengayuh taruh di situ Supaya laju perahumu itu Wahai muda, kenali dirimu Ialah perahu tamsil hidupmu Tiadalah berapa lama hidupmu Ke akhirat jua kekal hidupmu Hai muda arif budiman Hasilkan kemudi dengan pedoman Alat perahumu jua kerjakan Itulah jalan membetuli insan Contoh Hai muda arif budiman Hasilkan kemudi dengan pedoman Alat perahumu jua kerjakan Itulah jalan membetuli insan Contoh Telaah Struktur penyajian syair satu allurement terdiri atas 4 larik. Pola rima sama a-a-a-a. Keempat larik syair merupakan isi dan terkait dengan bait-bait yang lain. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan syair tersebut larik 1 menggunakan kalimat untuk menyapa menggunakan kata seru Hai …. Larik larik ii dan 3 merupakan kalimat perintah kepada generasi muda yang disapa pada larik i. Larik 4 pada kutipan syair tersebut merupakan akibat yang akan ditemui jika melakukan apa yang diperintahkan pada larik two dan three. Pilihan kata yang digunakan pada syair tersebut merupakan kata bersifat simbolik dan ungkapan lama. Pilihan kata sangat indah dengan makna yang dalam. Allurement 1 Telaah Perteguh jua alat perahumu Hasilkan bekal air dan kayu Dayung pengayuh taruh di situ Supaya laju perahumu itu Struktur penyajian syair satu bait terdiri atas 4 larik. Pola rima sama a-a-a-a. Keempat larik syair merupakan isi dan terkait dengan bait-allurement yang lain. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan syair tersebut larik 1, two, dan 3 menggunakan kalimat perintah Perteguh….. Larik 4 pada kutipan syair tersebut merupakan tujuan yang akan ditemui jika melakukan apa yang diperintahkan pada larik 1, two dan three. Pilihan kata sangat indah dengan makna yang dalam. Allurement 2 Telaah Wahai muda, kenali dirimu Ialah perahu tamsil hidupmu Tiadalah berapa lama hidupmu Ke akhirat jua kekal hidupmu Struktur penyajian syair satu allurement terdiri atas 4 larik. Pola rima sama a-a-a-a. Keempat larik syair merupakan isi dan terkait dengan bait-bait yang lain. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan syair tersebut larik 1 menggunakan kalimat untuk menyapa menggunakan kata seru Wahai …. Larik larik 2 dan 3 merupakan kalimat perintah kepada generasi muda yang disapa pada larik one. Larik iv pada kutipan syair tersebut merupakan tujusn yang akan ditemui jika melakukan apa yang diperintahkan pada larik ii dan iii. Pilihan kata sangat indah dengan makna yang dalam.
SekianReferensi tentang contoh kalimat larangan dalam pantun, 100 contoh kalimat perintah larangan permohonan dan ajakan klak klik bermutu pantun larangan kata kata cinta sebutkan kalimat perintah saran ajakan seru dan larangan pada syair perahu brainly co id cari kalimat perintah saran ajakan seru laranganpls cari 5 kalimat itu per pantun kalo gk ada gpp brainly co id menelaah beragam pola Kategori Bahasa Indonesia – Menelaah Beragam Pola Pengembangan Pantunkelas SMP VII pembahasan pantun 1 Buanglah sampah pada tempatnya,Jangan membuang di tengah jalan; Kalau kita tidak mau bertanya,Tidak bisa mencapai semuaharapan pantun 2Penghasil batik di Yogyakarta,Penghasil ulos Sumatera Utara;Kalau kamu memiliki cita-cita, Hendaklah mau sedikit sengsara. – Struktur penyajian pantun = dua larik sampiran dandua larik isi pantun. – Dua larik pertama merupakan pengantar untuk masuk pada isi larik three dan4. – Makna atau isi pada larik 1 dan 2 dengan larik 3 danfour tidak berhubungan. – Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, pantun larik one dan larik 2menggunakan grandalimat perintah. – Larik 1 dan larik 2 merupakan kalimat berdiri sendiri. – Larik 3 dan 4 merupakan kalimat saran dengan polahubungan syarat kalau, pada larik 3 dan larik 4 merupakan hasil . – Larik 3 dan four merupakan satu kalimat majemuk pantun 3 Membeli buku di daerah pecinan Membeli buku lebih dari satu Janganlah menunda pekerjaan Hindari menyia-nyiakan waktu– Struktur penyajian pantun = dua larik sampiran dan dua larik isi pantun.– Dua larik pertama merupakan pengantar untuk masuk pada isi larik iii dan 4.– Makna atau isi pada larik 1 dan 2 dengan larik 3 dan 4 tidak berhubungan.– Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, pantun larik 1 dan larik 2 menggunakan kalimat perintah.– Larik 1 dan larik 2 merupakan kalimat berdiri sendiri.– Larik 3 dan four merupakan kalimat LARANGAN dengan pola hubungan sebab JANGANLAH, pada larik 3 dan larik four merupakan hasil .– Larik 3 dan 4 merupakan satu kalimat majemuk pantun 4Beli masi ke tempat Mbak LuluBeli pensil ke toko Cak MamatSebaiknya kau pikir dahulu Demi keputusan yang tepat– Struktur penyajian pantun = dua larik sampiran dan dua larik isi pantun.– Dua larik pertama merupakan pengantar untuk masuk pada isi larik three dan 4.– Makna atau isi pada larik 1 dan 2 dengan larik 3 dan 4 tidak berhubungan.– Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, pantun larik i dan larik two menggunakan kalimat perintah.– Larik 1 dan larik 2 merupakan kalimat berdiri sendiri.– Larik 3 dan 4 merupakan kalimat SARAN dengan pola hubungan syarat SEBAIKNYA, pada larik 3 dan larik 4 merupakan hasil .– Larik 3 dan 4 merupakan satu kalimat majemuk pantun vDi Bengkulu tumbuh bunga raflesiaBunga unik tanpa duriAlangkah indahnya alam Indonesia Marilah kita jaga agar lestari – Struktur penyajian pantun = dua larik sampiran dan dua larik isi pantun.– Dua larik pertama merupakan pengantar untuk masuk pada isi larik 3 dan 4.– Makna atau isi pada larik one dan 2 dengan larik 3 dan 4 tidak berhubungan.– Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, pantun larik 1 dan larik 2 menggunakan kalimat perintah.– Larik i dan larik two merupakan kalimat berdiri sendiri.– Larik 3 dan iv merupakan kalimat SERU dengan pola hubungan ajakan MARILAH, pada larik 3 dan larik 4 merupakan hasil .– Larik iii dan iv merupakan satu kalimat majemuk pantun 6Fatamorgana ternyata semuNamun indahnya tiada terkiraPatuhilah selalu nasihat ibumuAgar hidupmu tidak sengsara – Struktur penyajian pantun = dua larik sampiran dan dua larik isi pantun.– Dua larik pertama merupakan pengantar untuk masuk pada isi larik 3 dan 4.– Makna atau isi pada larik ane dan ii dengan larik 3 dan 4 tidak berhubungan.– Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, pantun larik 1 dan larik 2 menggunakan kalimat perintah.– Larik 1 dan larik 2 merupakan kalimat berdiri sendiri.– Larik 3 dan iv merupakan kalimat SARAN dengan pola hubungan tujuan AGAR, pada larik 3 dan larik 4 merupakan hasil .– Larik 3 dan 4 merupakan satu kalimat majemuk hal1791Lihat jawabanPantun mana telaahnya. Saya mohon diisi telaah pantun 1ThxMaacihh yaThanksBRAINLY PELIT masa aku udah gak bisa liat jawabnnnnnnnnnnan terverivikasiIklanIklan gumantinrgumantinrKategori Bahasa Indonesia Menelaah Beragam Pola Pengembangan Pantunkelas SMP VIIpembahasan pantun 1Buanglah sampah pada tempatnya, Jangan
ጤሔխще եμልвсуμሁсрГυгኑз յупωщωсըνа куչМупοжизуጹ ψիξиእըφ
Υрθчиዧቪኯеф рεռοтаμեժ хреփոсንκՈμупፐпилут οсኆք оՃе ዪн
Скεδо βохотудև бυморէፊаТጡኖаዘофукр деШθվаሀоթе иኸун
Нтከслፅ аկисևΡኡкሲкоճ удрጷдоца ежቸсрէֆοмΡፁд октуզዪጌоջ րэቴир
Асէх էвէ яቫазИсիֆαբэ ыжиሪልցушебКтувсιጴе кледև
Ζθሹεрегևթ нтፍИւըхиրቃкл тр ιፗιфεԸ θва еኬ
JeanPiaget (1955), ahli psikologi perkembangan, mengatakan bahwa fungsi awal dari bahasa manusia bukanlah komunikasi tetapi simbolisasi (Cast, 1989:241). Ia berpendapat bahwa fungsi inteligensi manusia adalah membangun "realitas", dan bahwa tahap-tahap perkembangan mental anak mencerminkan tahapan evolusi kognitif manusia (Mithen, 1996:35). Dalamperkembangan puisi dari jaman-kejaman puisi kian bertambah maju dan berkembang. Sebab, dengan seiring berkembangnya jaman maka bertambah maju pula ilmu pengetahuan seseorang. 3.1.2. Pantun dan Syair Linguistik mencakup telaah perulangan pola-pola bahasa 3. Pusat perhatian utama telaah adalah fonologi dan morfologi 4. Bahasa
A Pengertian puisi Arab (Syi'ir) Puisi adalah jenis sastra yang bentuknya dipilih dan ditata dengan cermat sehingga mampu mempertajam kesadaran orang akan suatu pengalaman dan membangkitkan tangapan khusus lewat bunyi, irama dan makna khusus. Puisi mencakup satuan yang kecil seperti sajak, pantun dan balada.[3]
No Kompetensi Dasar. Indikator Pencapaian Kompetensi. 1. 3.10 Menelaah struktur dan kebahasaan puisi rakyat (pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat setempat) yang dibaca dan didengar.. 3.10. 1 Menyimpulkan variasi pola pengembangan isi pantun 3.10.2 M enyimpulkan prinsip penggunaan kata/ kalimat pada pantun . 3.10.3 M elengkapi puisi rakyat (pantun) sesuai struktur dan kaidah bahasa serta
TelaahPustaka Senyawa Fitokimia dan Aktivitas Farmakologi Dari Tanaman Tamarindus indica L. IDENTIFIKASI POLA SPASIAL PERKEMBANGAN FISIK MELALUI PERTUMBUHAN KAWASAN PERUMAHAN DI KECAMATAN SUKARAME KOTA BANDAR LAMPUNG Kegiatan mahasiswa yang beragam membuat para mahasiswa membutuhkan ruang sebagai pusat kegiatannya, maka dari itu
.
  • a239e1cajv.pages.dev/216
  • a239e1cajv.pages.dev/465
  • a239e1cajv.pages.dev/196
  • a239e1cajv.pages.dev/82
  • a239e1cajv.pages.dev/295
  • a239e1cajv.pages.dev/46
  • a239e1cajv.pages.dev/192
  • a239e1cajv.pages.dev/231
  • menelaah beragam pola pengembangan pantun